Sekolah Pondok Daun - Guru Sang Pelita
oleh Admin Senin, 26 November 2018 Sekolah Pondok Daun
Sekolah Pondok Daun - Guru Sang Pelita

Pada 26 November 2018 lalu, bangsa Indonesia memperingati Hari Guru. Sebuah hari besar yang seharusnya menjadi pengingat pentingnya dan betapa berjasanya pendidik kepada bangsa ini. Meski nyatanya tantangan menjadi guru setiap saat kian sulit. Banyaknya kasus perlawanan murid terhadap gurunya yang viral di internet tentu menjadi teguran, baik kepada para guru maupun kita, setiap murid yang ada di seluruh Indonesia.

Banyak yang menyalahkan sang guru, tak sedikit juga yang menyalahkan sang murid. Banyak yang terlalu sibuk menyalahkan dan lupa bahwa ada pe-er pendidikan yang harus dibenahi, dan kita-lah yang harus membenahinya.

"Guru adalah pelita, penerang dalam gulita."

Sebuah kalimat yang seringkali kita lantunkan pada upacara memperingati hari Guru. Tapi apa maknanya? Mengapa guru dikatakan bak pelita?

Kegelapan digambarkan sebagai kondisi ketidaktahuan, saat di mana kita berada dalam sebuah batas yang tidak bisa kita tempuh.  Bayangkan jika kita harus berjalan menuju sebuah tujuan, di malam yang begitu gelap hingga kita tidak bisa melihat apapun. Tidak bisa melihat jalan, tidak bisa melihat arah, bahkan tidak tahu kemana harus berjalan. Tujuan kita ada di ujung sana, tidak terlihat dan bahkan kita tidak tahu di mana.

Guru adalah pelita dan api adalah ilmu. 

Seperti pelita yang menjadi penjaga api kemudian menghantarkannya menjadi terang, guru adalah media yang menjaga ilmu dan kemudian menghantarkannya. Kepada siapa? kepada kita para murid yang berada di tengah kegelapan. Pelita atau lilin, tak akan selamanya bisa menjadi lilin yang utuh kecuali tak pernah ada api menyala di sumbunya. Setiap kali kita menyalakan lilin, perlahan-lahan lilin itu akan semakin mencair dan semakin mengecil seiring waktu api membakarnya. Meski begitu, lilin bisa terus menyala hingga akhirnya api melumat seluruh tubuhnya. 

Guru pun sama. Guru adalah orang yang tak takut kehilangan dirinya asalkan bisa menjadi media pendidikan bagi anak-anak. Menjadikan mereka yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa menjadi bisa. Menjadi pelita yang menerangi seseorang yang sedang tak bisa melihat arah langkahnya. Menghantarkannya perlahan-lahan ke tujuan yang sebelumnya bahkan tidak bisa dilihatnya.

Namun guru juga adalah seorang manusia yang sama. Sama seperti para murid, sama seperti orang tua kita di rumah, dan sama seperti orang yang kita temui di jalan. Guru bisa merasakan senang dan bahagia, ia bisa tertawa dan bercanda dengan kita. Tapi guru juga bisa bersedih jika hal buruk melandanya, dan ia juga bisa marah seperti kita saat kesabarannya habis. Guru juga manusia, bernapas seperti manusia pada umumnya, dan tertidur juga dengan cara yang sama.

Tak ada satu hal pun yang membedakan guru dengan kita para murid, kecuali kenyataan bahwa guru ada untuk mengabdi. Untuk melayani dan memberikan dirinya, tenaga, dan usahanya, untuk orang-orang yang bahkan tak ia kenali sebelumnya. Membantu mereka menjadi manusia yang berguna di masa depan, masa yang penuh harapan.

Kelak saat sang murid telah sampai di tujuannya, sang guru hanya bisa tersenyum bangga karena ia pernah menjadi bagian hidup dari sang murid yang sukses. Pernah mendidiknya, memarahinya, atau bahkan menangis karenanya.

Saat itu terjadi, apa yang sang guru dapatkan?

Ketenaran? kuasa? atau harta?

Tidak satupun dari itu.

Apa yang sang guru harapkan?

Kuasa? Harta? Kekayaan?

Tidak satupun dari itu.

Yang seorang guru harapkan dan dapatkan ketika muridnya mencapai kesuksesan hanyalah sebuah ucapan "terima kasih" sederhana,

yang meski begitu sederhana namun bisa menorehkan air mata haru dari matanya. Air mata yang jadi bukti bahwa ia tak menjadi pelita yang sia-sia, karena ia tahu seseorang telah sampai ke tujuannya.


Biarlah Hari Guru ini menjadi refleksi diri kita para murid untuk lebih menghargai guru kita. Menerima kekurangan mereka seperti mereka selalu menerima kekurangan kita dan berjalan bersama ke tujuan dan cita-cita kita.

Mulailah dengan bertingkah laku baik dan buat gurumu tersenyum di esok hari!