SMA Pondok Daun - Irvin Isai Meraih Juara 2 di LIA Pecha Kucha English Competition
Salah satu kemampuan yang penting dimiliki di era globalisasi ini adalah kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa membuat kita memiliki nilai lebih, terutama jika kita mampu mengembangkannya menjadi sebuah kemampuan public speaking. Seperti yang sudah kita ketahui, bahasa universal yang umumnya digunakan untuk berkomunikasi antar negara adalah Bahasa Inggris. Bahkan kini, kemampuan berbahasa Inggris seperti sebuah kewajiban yang harus kita miliki jika kita ingin bersaing di era ekonomi global.
SMA Pondok Daun menyadari pentingnya belajar bahasa Inggris bagi siswa-siswi. Bukan berarti kita tidak menghargai bahasa Indonesia, namun dengan belajar bahasa Inggris akan ada lebih banyak kesempatan dan hal baru yang kita bisa pelajari dari buku dan media internasional yang sulit kita mengerti jika kita tidak menguasai bahasa Inggris. Salah satu upaya SMA Pondok Daun untuk membangkitkan semangat siswa-siswi untuk belajar bahasa Inggris adalah dengan mengadakan English Day pada hari Jumat, di mana siswa-siswi dilatih untuk berbicara dan mendengarkan percakapan menggunakan bahasa Inggris.
Minggu, 18 Agustus 2019 lalu, SMA Pondok Daun mengirimkan 3 perwakilan untuk berpartisipasi pada LIA Pecha Kucha English Competition yang diadakan oleh LIA Depok. Pecha Kucha merupakan kompetisi tahunan di mana para peserta diminta untuk memberikan sebuah presentasi menggunakan bahasa Inggris dengan tema yang telah ditentukan. Peserta dalam kompetisi ini harus melewati dua babak jika ingin menjadi juara, yaitu babak penyisihan dan babak Grand Final. Tema yang harus dibawakan pada kompetisi tahun ini adalah "Can Your City be Successful in Ecotourism?"
Irvin Isai adalah salah satu siswa kelas 12 SMA Pondok Daun yang terpilih untuk berpartisipasi dan berhasil meraih juara kedua di LIA Pecha Kucha English Competition. Dari perbincangan kami dengan Isai, menjadi juara di kompetisi ini bukanlah jalan yang mudah, apalagi pada tahun 2018 lalu Isai juga sudah sempat mengikuti kompetisi yang sama namun belum berhasil masuk ke babak Grand Final.
Untuk kompetisi kali ini, Isai mempersiapkan segala sesuatu dengan lebih serius dan juga lebih matang. Baik dari persiapan mental, maupun melatih materi serta presentasi yang akan dibawakan. Isai melatih dirinya rutin setiap hari sepulang sekolah dan melakukan latihan bersama Mam Lilik di sekolah ketika ada waktu.
Sebelum memulai penyisihan, Isai diminta untuk membuat sebuah video teaser yang berisi ajakan serta sebagian kecil materi yang akan ia sampaikan di kompetisi nanti. Video teaser hasil karya Isai tersebut dapat dilihat di sini. Video tersebut juga mempengaruhi penilaian, di mana dari video tersebut akan dilihat jumlah like yang akan mempengaruhi kemenangan. Video teaser tersebut juga berisi ajakan bagi penonton untuk datang dan mendukung Isai pada kompetisi yang diadakan di LIA Margonda Depok.
Sebelum mengikut babak penyisihan, ada sedikit kendala yang dialami oleh Isai, yaitu ia sempat hampir kehabisan suara sebelum babak penyisihan karena intensitas latihan yang banyak yang ia lakukan.
Pada babak penyisihan, Isai diminta tampil dengan presentasi dengan menggunakan slide dengan durasi 6 menit 40 detik, di mana Isai menampilkan total 20 slide dengan durasi 20 detik untuk setiap slide-nya.
Pada presentasi yang ia sampaikan, Isai membahas Ecoutourism (ekowisata) di Kota Depok. Isai juga membahas tempat-tempat yang menjadi destinasi ekowisata di kota Depok seperti Kubah Mas, Taman Wiladatika, serta D'Kandang Farm. Selain itu Isai juga menyampaikan hal-hal yang harus kita perhatikan dan jaga agar ekowisata di Depok dapat terus dilestarikan, baik dengan perencanaan pembangunan yang benar, menjaga kebersihan dan kerindangan lingkungan, serta memberi dukungan bagi destinasi ekowisata yang ada dengan mengunjungi tempat-tempat tersebut.
Pada babak Grand Final, materi yang harus dipresentasikan pun tetap sama. Pada babak ini, Isai harus bersaing dengan 4 peserta dari sekolah lainnya. Untuk persiapan, Isai banyak melatih pelafalannya dengan menonton video berbahasa Inggris, membaca buku-buku berbahasa Inggris, serta mendengarkan musik bahasa berbahasa Inggris. Di babak final pun Isai berhasil menampilkan performa terbaiknya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan juri mengenai materi yang disampaikan dengan baik dan memuaskan.
Meski belum bisa mendapatkan juara pertama, namun Isai sangat puas dengan hasil yang ia capai. Isai juga berharap agar ia bisa meningkatkan lagi kemampuannya dalam berbahasa Inggris agar kelak ia bisa meraih hasil yang lebih baik lagi. Pesan Isai kepada teman-teman lain yang ingin mengikuti kompetisi adalah jangan mudah menyerah karena sesuatu belum tentu langsung berhasil dalam sekali coba. Justru jika kita ingin menjadi yang terbaik kita harus terus berjuang melewati proses-proses dan kelak usaha kita akan membuahkan hasil yang sepadan.
Bagi teman-teman yang ingin mengikuti kompetisi Pecha Kucha LIA Depok di tahun-tahun berikutnya, Isai juga memberikan sedikit tips dan trik untuk lebih mudah menguasai bahasa Inggris, yaitu dengan banyak-banyak mencari referensi film dan musik yang berbahasa Inggris yang kita sukai. Dari hal yang kita suka, proses pembelajaran kita pun menjadi lebih menyenangkan dan lebih mudah. Dari pengalamannya, Isai menyarankan agar sering mendengar musik bergenre rap atau hip-hop untuk memperbanyak kosakata, melatih pendengaran, serta pelafalan bahasa Inggris.
Kami segenap guru, staff, dan Yayasan Pondok Daun mengucapkan selamat kepada Irvin Isai yang sudah berhasil menjadi juara kedua di LIA Pecha Kucha English Competition dan membawa nama baik SMA Pondok Daun. Semoga Isai bisa terus berkembang menjadi lebih baik dan terus membanggakan nama sekolah, terlebih semoga segala usaha dan pembelajarannya dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi dia di jenjang yang lebih tinggi nanti. Bagi siswa-siswi yang masih belum bisa menjadi juara, jangan menyerah dahulu dan pergunakanlah waktumu untuk berjuang lebih keras. Kelak kalian juga bisa menjadi juara seperti yang sudah Isai buktikan.
Komentar
Belum Ada Komentar